Aku Tak Patah

Aku Tak Patah

"Tetapi kesedihan memiliki tradisi panjang,
melewati mata demi mata, dari hati ke hati,"

                         Yehuda Amichi

Langit tak jadi terang dalam angan, ada badai
yang sengit, mengguncang dan menerbangkan
diri ke lubang sepi.

Tak hanya bintang akan jadi pandu. Ada tiang-tiang
listrik dan juga gardu. Mengingatkanku pada waktu.

Para peziarah berulangkali menjenguk dan bertanya,
"Adakah yang lebih khusyuk dari doa semata?"

Tapi di rumah kata-kata, ada lebih banyak airmata.
Sungai dan darah murni bagi kaum petani

yang meminta langit selalu terbuka, agar pusaran
badai itu berputar dan mengisap lebih kencang

hingga sepi tak akan lagi mematahkan aku.
Lebih dari itu, ia akan mementahkan kau

yang berseru, "Kemari. Kau akan kuperbaiki."

2014

Comments

Popular posts from this blog

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung

Embun