Jika Aku Menulis Puisi

Aku melepas belenggu diri,
membentang sayap-sayap dan terbang - berlari
dari tangkapan lanskap taman dan potret diri.

Jika aku menulis puisi, jadi diri sendiri
yang kagum pada yang lesap dan lenyap
dan tak dapat kujadikan bagian hidup ini.

Hidup yang seperti pelukis dengan
alat sandar kanvas yang setiap pagi
dia bongkar pasang berulang di taman,
palet dengan sisa cat yang telah lekat,
ratusan kertas gambar dengan sketsa
dari pensil konte dan bau akrilik.

Setidaknya, jika aku menulis puisi,
ada kebanggaan akan masa depan,
sekaligus ada harapan-harapan yang
kubangkitkan berulang dari masa lalu

yang seperti bentukan peri.

2014

Comments

Popular posts from this blog

Kunang kunang

Jendela Bus Kota

Kisah Pantekosta : Antara 2 Judul Film dan 2 Ekor Ayam Kampung